Selasa, 01 Agustus 2017

Awas Bahaya Penyakit Difteri (Infeksi Tenggorokan dan Hidung)!

Penyakit Difteri - Seiring dengan perkembangan dunia medis , basil dan virus pun kini telah banyak berkembang. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi liungkungan yang susah untuk dipelihara. Masyarakat pada umumnya menyepelekan beberapa aktivitas yang menimbulkan terjangkitnya penyakit yang berbahaya.

Awas Bahaya Penyakit Difteri (Infeksi Tenggorokan dan Hidung)!

Awas Bahaya Penyakit Difteri (Infeksi Tenggorokan dan Hidung)!

Definisi Difteri

Penyakit Difteri yakni penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri. Difteri paling sering menginfeksi hidung dan tenggorokan. Infeksi tenggorokan menimbulkan pseudomembran berwarna keabu-abuan hingga hitam dan pembengkakan amandel serta kelenjar getah bening sekitarnya dan jikalau parah dapat menutup akses nafas sehingga dapat mengancam jiwa.

Penyebab Difteri

Penyakit Difteri disebabkan oleh basil Corynebacterium diphtheriae. Difteri sangat mudah menyebar dan menularkan basil dari orang yang sakit kepada orang yang sehat. Karena Difteri ini dapat menular melalui droplet pernapasan (seperti ketika batuk atau bersin) , pola penyebarannya yakni dari orang yang terinfeksi apabila dhirup oleh orang sehat maka orang tersebut dapat tertular. Difteri ini juga dapat ditularkan melalui bendabenda yang terkontaminasi dari makanan menyerupai susu yang terkontaminasi.

Tanda & Gejala Difteri

Gejala Penyakit Difteri biasanya muncul dua hingga lima hari setelah seseorang terpapar atau kontak dengan basil , gejala yang dapat muncul yakni :
  1. Kebiruan pada kulit
  2. Keluar cairan dari hidung mampu berupa darah
  3. Kesulitan bernafas
  4. Panas cuek menggigil
  5. Batuk menggonggong
  6. Suara serak
  7. Sakit menelan
  8. Sakit tenggorokan
  9. Pembengkakan kelenjar (pembesaran kelenjar getah bening) di leher
  10. Pseudomembran berupa lapisan tebal abuabu menutupi tenggorokan dan amandel.

Pencegahan Difteri

Imunisasi atau vaksinasi dapat mencegah Difteri dan imunisasi ini tergolong imunisasi wajib yaitu DPT. Vaksin DPT ini pun sudah sangat mudah di dapatkan dan vaksin ini asli buatan Indonesia yaitu diproduksi oleh PT. Bio Farma (Persero).

DPT , abreviasi dari Difteri Pertusis Tetanus , yaitu vaksin yang terbuat dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan , serta basil pertusis yang telah dilemahkan. Bermanfaat mencegah infeksi penyakit difteri dan pertusis atau batuk 100 hari. Pertama diberikan ketika bayi berusia 68 ahad , lalu pada usia 5 tahun.

Selanjutnya , di usia 12 tahun diberikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid). Diberikan lewat suntikan di paha atas dan tidak disarankan diberikan di bokong untuk mencegah terjadinya gangguan pada saraf panggul. Beberapa anak akan mengalami demam ringan setelah dapat imunisasi DPT , karena itu anak yang punya riwayat kejang demam sebaiknya diberi vaksin DTaP.

Pengobatan Difteri

Difteri merupakan penyakit yang serius. Dokter akan mengobatinya dengan segera dan bergairah dengan obatobatan sebagai berikut:

a) Antitoksin.
Setelah dokter mengkonfirmasi diagnosis awal difteri , anak yang terinfeksi atau orang cendekia balig cukup akal akan diberikan antitoksin. Antitoksin difteri , disuntikkan ke pembuluh darah atau otot , akan menetralkan toksin difteri yang sudah menyebar dalam tubuh. Sebelum menawarkan antitoksin , dokter mungkin melaksanakan tes alergi pada kulit (skin test) untuk memastikan bahwa orang yang terinfeksi tidak memiliki alergi terhadap antitoksin tersebut.

b) Antibiotik.
Difteri juga diobati dengan antibiotik , menyerupai penisilin atau eritromisin. Antibiotik membantu membunuh basil di dalam badan sehingga menyembuhkan infeksi. Anakanak dan orang cendekia balig cukup akal yang menderita difteri biasanya harus dirawat di rumah sakit. Mereka dapat diisolasi di unit perawatan intensif karena difteri dapat menyebar dengan mudah ke siapa pun yang tidak diimunisasi terhadap penyakit ini. (RSZ).

Kesimpulan

Jangan hingga Anda yang menjadi sumber utama penyebaran basil penyakit difteri ini , atau minimal jangan menjadi orang mudah terinfeksi penyakit ini. Semoga artikel mengenai penyakit difteri ini dapat memberi manfaat kepada pecinta lingkungan sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar